Ngelantur Sebentar:
Seperti janji saya berabad-abad berbulan-bulan yang lalu, kali ini saya akan tulis review untuk light novel (LN) dari anime Chuunibyou demo Koi ga Shitai!.
Sebelum anda menganga dan terperangah saat membaca LN-nya (#lebay), perlu sedikit saya beritahu kalau plot dalam LN dan animenya berbeda nyaris dalam segala hal. Hanya ada beberapa elemen yang sama. Yes, sang director anime, Tatsuya Ishihara, merombak cukup banyak hal dari LN serta menambahkan bumbu-bumubnya tersendiri. Nanti di akhir akan saya kasih perbandingan antara LN vs anime.
NB: Format review LN akan berbeda dengan anime. Dan maaf kalo gambarnya sedikit... nggak mungkin saya kasih banyak screenshot pdf-nya kan?
NB-2: Saya menggunakan hasil fan-translate dari http://ultimatemegax.wordpress.com/ (Vol. 1 | Vol. 2). Translation and image credits should goes to the blog owner.
NB-2: Saya menggunakan hasil fan-translate dari http://ultimatemegax.wordpress.com/ (Vol. 1 | Vol. 2). Translation and image credits should goes to the blog owner.
Sinopsis:
Melalui sebuah kejadian yang agak 'aneh' di dalam kelas, Togashi Yuuta berhasil melakukan first contact secara tidak sengaja dengan temen sekelasnya yang duduk di bangku depan tempat duduknya, seorang cewek bernama Takanashi Rikka. Well, diem-diem ternyata Yuuta sudah mengakui bahwa Rikka itu cute...
Nah, kejadian tersebut juga memungkinkan Yuuta untuk mengetahui bahwa Rikka mengidap suatu 'kelainan' yang disebut dengan chuunibyou, yang ternyata juga sempat 'diderita' oleh Yuuta ketika dirinya masih SMP. Dan sejak itu keduanya menjadi makin dekat... sekaligus memporak-porandakan harapan Yuuta untuk hidup normal.
Review:
Banyak LN dimulai dari sebuah prolog, tidak terkecuali untuk Chuu2Koi ini.
Prolog, baik pada volume 1 maupun 2, menggambarkan seolah-olah Yuuta sedang bercerita pada pembaca. Bahkan sayapun langsung tertarik dengan gaya prolog yang demikian! Ini poin bagus pertama dari LN Chuu2Koi, yaitu penggunaan first person point of view (1st person PoV) yang berhasil mengundang saya untuk terus membaca. Paragraf pembuka antara LN volume 1 dan 2 yang paralel, yaitu sama-sama mengandung pengakuan dari Yuuta, juga menandakan bahwa penulisnya cukup konsisten.
Setelahnya, kita disuguhkan dengan chain of event berturut-turut selama beberapa chapter hingga mendekati akhir.
Saya ke volume 1 dulu.
Mulai dari first contact di kelas ketika dibagiin hasil ujian, terus tiba-tiba Rikka ngeluh matanya 'bervibrasi', dibawa ke UKS, lalu ketauan kalo nilai ujian matematikanya Rikka ancur, terus Nanase-sensei (a.k.a. Nana-chan) request ke Yuuta untuk ngajarin Rikka, dan dari situ barulah development sesungguhnya dimulai. Tebak semua itu diceritakan dalam berapa chapter? Cuma dua, pendek-pendek pula. Bahkan chapter 1 nya itu kebanyakan basa-basi sebelum nyemplung ke first contact.
Selanutnya, Yuuta akhirnya setuju ngajarin Rikka. Kemudian, sedikit ada kontak sama Nibutani Shinka di 1 chapter pendek. Lalu ada sedikit chuuni battle. Dan... mendadak ada rencana school trip! Diselingi belajar bareng di apartemennya Rikka di hari libur, lalu hari Seninnya langsung deh itu school trip kejadian...
Tebak semuanya berlangsung berapa hari? Enam hari saja! Di chapter berikutnya (chapter 9) Yuuta langsung dag dig dug dan galau kalo ternyata dia punya perasaan terhadap Rikka... buset.
Ini salah satu kelemahan fatal LN Chuu2Koi volume 1. Meski Rikka adalah pengidap chuunibyou sementara Yuuta dan Shinka adalah mantan pengidap, tetapi perlu diingat kalo seluruh kejadian punya latar real world. Ya, rentang waktunya kurang masuk akal untuk cerita ber-setting real world! Sementara menurut saya, turning point terbesar cuma ada di 2 chapter: 7 (di apartemen Rikka) dan 8 (school trip), itupun lebih ke arah "transmisi informasi". Lagipula kejadian di chapter 7 dan 8 itu seharusnya agak mustahil terjadi dalam 2 hari. Parahnya lagi, pada enam chapter sebelumnya tidak digambarkan tanda-tanda development yang menggigit! Kombinasi rushing chronology + less development berhasil menjatuhkan citra 70% plot volume 1 di mata saya.
Saya kasih pemisalan begini. Anda ketemu seorang yang baru 4 hari sering ngobrol sama anda, meski sejak 1-2 bulan sebelumnya udah sering melihat orang tersebut (walau ganteng/cantik) setiap hari. Apakah iya hanya dalam 2 kejadian yang nggak biasa (jangan mikir yang terlalu aneh-aneh lho ya!) di 2 hari, anda bisa langsung punya perasaan yang cukup untuk membuat anda galau karena mikirin orang itu terus-menerus? Pada umumnya nggak demikian toh?
Kalo boleh digambarkan, alur cerita mirip tanah rata yang kemiringannya sekitar 5-10 derajat (chapter 1-6) lalu mendadak ada bukit terjal di depan (chapter 7-8). Jujur aja, UNTUNG ada Shinka. Yap, dialah "kemiringan 5-10 derajat" yang saya maksud. Nggak ada dia, maka hanya ada 6 chapter dialog Yuuta-Rikka yang nggak maju ke arah chuunibyou yang lebih makmur dan sejahtera... #bletak
Well, mungkin anda akan berkata, "Ini kan cuma cerita". Iya, cuma cerita. Tapi jangan melupakan kelogisan cerita. Lain halnya kalau science fiction, fantasy, atau genre lain yang nggak menggunakan latar waktu dan tempat yang (sistemnya mengikuti dunia) nyata. Kalo itu sih terserah karena sistem diciptakan dari awal untuk nggak ngikutin real world, sehingga development sebaiknya dibuat supaya sesuai dengan sistem itu. Jadi nggak masalah kalo kurang logis untuk real world tetapi logis untuk sistem ceritanya sendiri.
Hebatnya lagi, setelah itu masih ada 2 chapter (10-11) sebelum Yuuta confess. Chapter 10 sebenernya agak 'kosong' rasanya, tetapi baguslah penultimate chapter ditulis dengan cukup baik. Cliffhanger-nya juga sukses menyeret saya untuk terus hingga ke chapter terakhir.
Dan... untungnya (UNTUNG!), chapter terakhirnya menutup dengan indah. Seriously, ending semacam itu membuat saya takluk seketika. Yap, mampu mendongkrak emosi saya namun tetap memberitahu alasan pentingnya kenapa menjadi seperti itu. Dan juga manis banget. d(≧∀≦)
Sekarang, volume 2.
Saya harus bilang kalo volume 2-nya JAUH lebih baik di banyak hal. Semuanya karena 1 karakter baru yang beraksi hanya di volume ini, yaitu...
...Shichimiya Satone.
Kehadirannya mampu menggodok segala sesuatunya menjadi lebih emosional!
Pertama, saya seneng kemunculannya yang mirip dedemit yang nongol tiba-tiba. Mungkin terasa aneh bagi sebagian orang, tetapi saya nggak merasa bermasalah dengan itu. Setidaknya saya bisa menangkap alasan kemunculannya yang mendadak tersebut.
Kedua, perannya sebagai obstacle antara hubungan Yuuta-Rikka diolah dengan bagus. Di sini kita nggak akan mendapati karakter cewek psycho atau yandere yang berusaha mendapatkan si cowok dengan segala cara termasuk dengan pisau, gergaji, dst dst ~!@#$%^&*()_+ (malah cuma berusaha 1x, meski sedikit licik tapi nggak ada aura negatif sama sekali), tetapi lebih karena apa yang udah Yuuta dan Satone alami bersama di masa lalu sebagai fellow chuunibyou patient.
Ketiga, saya suka personality-nya (dan mungkin akan berhasil mencuri hati saya kalo season 2 Chuu2Koi tayang Januari 2014 nanti!). Cheerful, straightforward, rada iseng, tapi masih bisa ngerti kalo kelakuan chuuni-nya bisa mengganggu sebagian orang sehingga kadang dia menahan diri. Buat dia, menjadi seorang pengidap chuunibyou adalah pilihan yang dilakukan dalam kondisi sadar penuh, berbeda dengan kebanyakan pengidap chuunibyou lainnya yang acuh nggak acuh terhadap respon sekitar. Yep, lebih sadar diri. Dan kalo memang udah kalah, dia ngaku kalah secara terbuka dan humble.
Lalu... urusannya dengan Yuuta di chapter 9 bener-bener membuat... (heavy spoiler, silakan diblok kalo pengen tau)
---------
She confessed, trembling. She admitted that this might make Rikka-chan
upset at her. Even though tears were falling down her face, she smiled.
“Nyahaha, I may be a Demon Duchess, but I’m still a girl! ★”
upset at her. Even though tears were falling down her face, she smiled.
“Nyahaha, I may be a Demon Duchess, but I’m still a girl! ★”
.........
”...Love is much more difficult than delusions.”
.........
But I knew that gradually, gradually, her blows would become weaker.
And before long, her speed would go too. Yet she wouldn’t stop. It wouldn’t end.
And before long, her speed would go too. Yet she wouldn’t stop. It wouldn’t end.
Endlessly, forever, “Idiot…”
Shichimiya continued to murmur that same word over and over again
while tearfully striking my abdomen weakly. “Idiot. Idiot. Idiot.” There was
hardly any power behind her fist. How long it went on for, I couldn’t tell.
And then, “Idiot…” Having used up all her strength, Shichimiya added
one last word. She looked up and met my gaze. I was focused on those sweet
lights.
“Yuuta. I want us to be together.”
---------
Uggghh... hati saya luluh lantak dalam sekejap. (T__T)
Development di volume 2 ini juga jadi lebih baik. Ada tarik ulur antara Yuuta-Rikka termasuk emosi keduanya, namun akhirnya keduanya berhasil melewati 'ujian' dari Satone dengan kekuatan cintahhh... kyaaaaa~ (≧∀≦) Jadi nggak gitu-gitu aja, ada naik ada turun.
Meski menurut saya masih agak rushing secara rentang waktu, tetapi semua yang saya sebut di atas berhasil membayar tuntas hal itu. Epilognya juga lebih bagus volume 2 dibanding volume 1.
NB: Saya lebih suka artwork Shinka di anime daripada LN. Di LN jadi bulet banget mukanya... XD
Perbedaan LN vs Anime:
Bagian ini bisa anda lewatkan kalo memang gak mau liat spoileran.
Berhubung anime season 1 Chuu2Koi based on LN volume 1 tanpa volume 2, maka yang saya perlihatkan adalah beberapa perbedaan season 1 vs volume 1.
Berhubung anime season 1 Chuu2Koi based on LN volume 1 tanpa volume 2, maka yang saya perlihatkan adalah beberapa perbedaan season 1 vs volume 1.
===HEAVY SPOILER ALERT===
- Di LN, nggak ada chuuni battle yang kelewat sinting kayak di anime.
- First contact di LN kira-kira terjadi bulan Mei, sementara di anime mereka udah menggila sejak hari pertama sekolah.
- Event tersebut terjadi sedikit agak... ecchi. Beda dengan anime yang lebih breathtaking dan indah.
- Kronologi ---- LN = beberapa hari (end of spring - start of summer, belom masuk liburan musim panas). Anime = beberapa bulan (start of spring - end of summer/start of fall, mengingat liburan musim panasnya dah lewat tapi blom ada daun-daun berguguran)
- Posisi tempat duduk Rikka di LN adalah tepat 1 baris di depan Yuuta, sementara di anime cukup jauh. (Rikka paling depan, Yuuta ada jarak beberapa baris di belakang, meski tetap 1 deret).
- Tsuyuri Kumin, Dekomori Sanae, dan Takanashi Touka nggak ada di LN. Mereka adalah original characters bikinan Kyoto Animation.
- Tidak adanya karakter-karakter original tersebut memungkinkan penduduk kelasnya Rikka - Yuuta menjadi lebih berfungsi. Contohnya adalah 1 orang yang nggak diceritakan secara intensif di anime: Kannagi Kazari.
- Makoto Isshiki, temennya Yuuta, lebih berfungsi di LN. Dia juga merupakan anggota disciplinary comittee.
- Karena tidak adanya Touka onee-san di LN, maka Rikka diceritakan hidup sendiri di apartemen.
- Lokasi apartemen tersebut juga berbeda dengan tempat tinggal Yuuta. Sementara di anime, Rikka tinggal 1 lantai di atas Yuuta.
- Nibutani Shinka bukan anggota cheerleaders club, tetap dance club.
- Shinka JAUH LEBIH MENYERAMKAN di LN. Aura sadist-nya bener-bener berasa, beda dengan anime yang lama-lama malah membentuk dia ke arah 'onee-san yang baik' untuk Rikka dan Dekomori. (*nebak doang* dan mungkin Satone juga nantinya di season 2!)
- Di LN, hasil vote untuk the cutest girl in class nggak ketauan sama sekali sama para siswi di kelas.
- Overall, fokusnya juga beda. Di LN, hubungan Yuuta-Rikka makin deket karena berfokus dalam hal ngebantuin belajar, sementara di anime karena befokus pada ke-chuunibyou-an Rikka serta alasannya.
Yang lagi ribut || Kiri (rambut coklat): Nibutani Shinka --- Kanan (rambut ungu): Kannagi Kazari |
===HEAVY SPOILER FINISHED===
---------
Rating:
Volume 1: 6.5/10 (C rank)
Volume 2: 8.7/10 (B+ rank)
Volume 2 dapet skor lebih tinggi karena permainan emosi yang lebih bagus dan pembentukan development yang lebih menggigit.
***
[Review LN] Chuunibyou demo Koi ga Shitai!
Join This Site Show Conversion CodeHide Conversion Code Show EmoticonHide Emoticon