Kiri ke kanan: Midori, Kumiko, Reina, Hazuki |
Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=10889
Ngelantur Sebentar:
Musik! KyoAni! K-On---
Wait.
Ini bukan moeblob sama sekali! Percayalah, saya sedang me-review salah satu anime musik beraura serius. Jadi, buang segala prasangka buruk Anda lebih dulu.
Ini bukan moeblob sama sekali! Percayalah, saya sedang me-review salah satu anime musik beraura serius. Jadi, buang segala prasangka buruk Anda lebih dulu.
響け! ユーフォニアム; Hibike! Euphonium. "Bergema! Euphonium."
Dari judulnya udah musik banget. So, let's go to the review!
Sinopsis:
Meski awalnya sempat ragu, Oumae Kumiko akhirnya memutuskan masuk klub musik (lebih tepatnya klub ansambel alat musik tiup) di SMA barunya. Usut punya usut, keraguan tersebut berasal dari sebuah insiden yang tidak mengenakkan sewaktu SMP. Namun atas ajakan 2 teman barunya, Katou Hazuki dan Kawashima Sapphire, Kumiko pun ikut bergabung.
Meski awalnya sempat ragu, Oumae Kumiko akhirnya memutuskan masuk klub musik (lebih tepatnya klub ansambel alat musik tiup) di SMA barunya. Usut punya usut, keraguan tersebut berasal dari sebuah insiden yang tidak mengenakkan sewaktu SMP. Namun atas ajakan 2 teman barunya, Katou Hazuki dan Kawashima Sapphire, Kumiko pun ikut bergabung.
Sayangnya, memori akan insiden itu kembali muncul ketika Kumiko melihat Kousaka Reina, seorang yang berasal dari SMP yang sama dengannya, juga bergabung dalam klub musik.
Masalah tidak berhenti sampai di situ. Ternyata... klub musik yang mereka masuki itu kacau dalam segi performa!
Review:
Setelah anime sebelah, Hibike! Euphonium sukses menjadi salah satu anime di Spring 2015 yang berhasil menjerat perhatian saya sejak awal. Selain karena hal yang 99% bakalan bagus, sinopsisnya cukup menarik. Firasat saya bilang, bakalan ada 'sesuatu' di sini. Dan saya benar. Malah lebih baik dari ekspektasi awal!
Langsung ke kelebihan!
Simfoni No.1 - Visual!
Inilah "hal yang 99% bakalan bagus" itu. Meragukan KyoAni dalam hal visual itu sama aja kayak meragukan Urobuchi Gen sewaktu bikin cerita twisted bin anjay, ataupun Maeda Jun pas bikin cerita nakige termehek-mehek.
Biarkan screenshot di sepanjang review yang berbicara lebih jauh soal kelebihan ini. Kalo masih nggak percaya, just sit and watch. Mata Anda nggak akan menyesal.
Lanjut!
Lanjut!
ASUKA-SENPAI PLS NOTICE ME KYAAAA #plak |
Simfoni No.2 - Musik!
Karena anime ini punya tema musik, rasanya aneh kalo musik bukan jadi faktor kelebihan.
Dat damn opening theme! DREAM SOLISTER dari TRUE asoy banget didengerin, asoy pula dinyanyiin. Jarang-jarang juga dengerin OST anime yang diawali semprotan brass instrument yang ngangkat di awal.
Bukan cuma itu sodara-sodara!
Sebagai seseorang yang suka dengerin musik instrumental (klasik) sejak kecil, banyak musik yang dimainkan di sini terasa enak di telinga saya. Apalagi pas diputer Orpheus in the Underworld (popularly, Can-Can - bagian overture-nya Orpheus) sama Funiculi Funicula, refleks saya langsung nyeletuk, "Bahahaha! Ada beginian!". Juga music piece yang dimainkan di episode terakhir itu... astaga. Keren!
Simfoni No.3 - Karakter!
Saya mendapati Kumiko di sini sebagai karakter utama yang unik, jarang ditemui di anime-anime lain.
Kumiko lebih condong ke arah support daripada hero ataupun mastermind.
Kita nggak ditunjukkan karakter utama super ambisius dan insane hardworker kayak di shounen klasik. Bukan juga protagonis berkepala batu yang ikut campur masalah orang untuk berusaha menyelesaikannya. Apalagi muter otak sendirian buat cari jalan keluar. Kumiko hanya punya sentuhan tersendiri bagi karakter-karakter lain, dan cerita pun dapat berjalan indah. Sesuai banget dengan euphonium yang dimainkannya di dalam band. Meski suaranya akan kalah sama instrumen-instrumen kayak terompet, horn, oboe, atau pun klarinet, suatu simfoni nggak akan kedengeran 'penuh menyatu di kuping' kalo nggak ada eupho. Cerita di anime ini bakal runtuh tanpa Kumiko!
Kumiko lebih condong ke arah support daripada hero ataupun mastermind.
Kita nggak ditunjukkan karakter utama super ambisius dan insane hardworker kayak di shounen klasik. Bukan juga protagonis berkepala batu yang ikut campur masalah orang untuk berusaha menyelesaikannya. Apalagi muter otak sendirian buat cari jalan keluar. Kumiko hanya punya sentuhan tersendiri bagi karakter-karakter lain, dan cerita pun dapat berjalan indah. Sesuai banget dengan euphonium yang dimainkannya di dalam band. Meski suaranya akan kalah sama instrumen-instrumen kayak terompet, horn, oboe, atau pun klarinet, suatu simfoni nggak akan kedengeran 'penuh menyatu di kuping' kalo nggak ada eupho. Cerita di anime ini bakal runtuh tanpa Kumiko!
Satu? Mana cukup! Taburan secondary character sangat mewarnai keseluruhan episode dengan keunikannya masing-masing. Mulai dari Taki-sensei, temen-temen di bass section, dan para senpai, mereka semua mampu memberikan kontribusi positif pada perkembangan plot. Hebatnya, meski cukup banyak yang terlibat untuk membuat konflik di sini, tapi semua terasa menyatu. Simfoni banget lah! d(≧∀≦)b
Masih ada lagi!
Masih ada lagi!
Penghargaan wajib saya berikan buat Duo Black-haired Empress kita, Tanaka Asuka dan Kousaka Reina!
Sebagai secondary character dan pemain eupho kedua selain Kumiko, peran Asuka di sini begitu menggigit. Lone wolf bin individualis yang periang ini merupakan pilar penopang (yang nggak memperlihatkan blak-blakan sisi suportifnya) dalam Hibike! Euphonium sehingga cerita terasa legit. Diwarnai dengan sifatnya yang agak bahlul, Asuka sukses menjadi pengikat yang solid.
Dan tentu saja Reina, si jenius terompet. Di awal, keliatannya cewek cuek agak aneh yang satu ini diem-diem doang, nyaris bisu dengan nada minimal. Tapi ternyata... makin ke belakang, perannya makin luar biasa. Nggak bisa saya sangkal kalo gejolak emosi sewaktu dia hadir di berbagai episodelah yang membuat saya deg-degan sewaktu nonton. Ibaratnya Reina ini semacam sumber listrik tegangan tinggi pada alur cerita~ :3
Simfoni No.4 - Composition & Directing!
Saya bener-bener ngeri sama komposisi serial ini dari awal sampe akhir.
Komposisinya begitu pas dalam menaikkan dan menurunkan tensi. Saya nggak dibiarkan terlalu lama dicengkeram kondisi menegangkan, tapi juga nggak dibuat terlena situasi santai. Setiap kali problem usai, masalah baru siap dimulai. Dan sukses diakhiri dengan klimaks yang aduhai! Permainan emosional pun berjalan menarik hingga selesai.
Plot juga berhasil disusun secara cukup efisien, sehingga anime ini terasa padat. Perlu diketahui, anime ini bukan sebuah anime yang menceritakan satu konflik saja plus penyelesaian untuk satu masalah tersebut. Di sini ada beberapa konflik, sehingga untuk memasukkan semuanya itu (anime ini adaptasi novel layaknya Hyouka) diperlukan teknik tingkat tinggi agar semua masalah terselesaikan tanpa ada kesan kosong karena penyelesaian yang nanggung. Dan itulah yang terjadi di sini. Semua kelar tanpa bolong! Hebatnya lagi, ini bukan arc-based story yang kepisah-pisah. Semua konflik seakan untaian nada yang menghasilkan suatu melodi indah bersama harmoni sungai waktu. Yep, pace-nya 100% ideal!
Apa lagi?
Sisi realistisnya! Ini yang sukses dalam segi directing.
Entah ke depannya bakal konstan atau nggak, tapi kali ini saya angkat 4 jempol (2 tangan 2 kaki) buat KyoAni. Arahan sang director, Ishihara Tatsuya, sukses memoles anime ini menjadi down-to-earth. Bukan nunjukin imut-imut, bukan juga ngasih liat komedi. Memang masih ada sisi cute yang ditunjukkan beberapa karakter, tapi masih normal untuk real world. Yang jelas, KyoAni bener-bener berhasil menunjukkan sekelompok remaja yang berkeinginan untuk maju dalam musik, dengan gaya penceritaan yang nggak kekanak-kanakan dan nggak lebay. Auranya lebih mirip ini daripada ini.
Well, this show is just... amazing. Udah nggak bisa ngomong apa-apa lagi di bagian ini, harus langsung ditonton.
HYAAAAAAAAAAAAA #plak |
Masih ada kelemahannya? Masih!
Pertama, ada satu masalah di karakter. Siapa masalahnya? Midori dan Hazuki. Mereka masuk daftar karakter utama, tapi makin lama malah bergeser fungsinya jadi sama kayak secondary character di cerita. Apalagi Midori. Lama-lama dia kayak penggembira aja, tapi tetep karakter utama versi daftar resmi. (=__=)"
Kedua, episode awal. Gasnya kurang! Kira-kira 2 episode pertama itu terkesan datar, nggak ada sesuatu yang bisa menjerat sekejap. Penontonnya pun harus agak sabar untuk bisa menikmati greget dan jebretnya Hibike! Euphonium (apalagi yang ngikutinnya pas ongoing kayak saya).
Ketiga, season berikutnya. Ini sebenernya 'setengah kelemahan'. Saya ngerasa 1 season aja udah cukup. Bener-bener cukup karena takut berikutnya bakal jelek (EHEM *Chuu2Koi Ren* EHEM). Tapi sayangnya ada yang belum terpenuhi! (belom main di kompetisi nasional <--- spoiler, kalo mau tau silakan di-highlight) Jadinya galau deh, kepengen ada lanjutannya apa nggak... Eh pengen deh. Eh tapi ntar jelek. AH TAPI PENASARAN. AAAAAAAAHHH!!!! #plak
"Wah! Kita dibilang keren sama yang nulis review!" |
---------------
9.2/10 (A+ rank) buat Hibike! Euphonium karena kualitas animasi level sorga, serta paket komplit plot + karakter + permainan emosi yang disusun secara cantik. Juga untuk musik-musiknya yang memanjakan telinga penikmat instrumental klasik.
Direkomendasikan untuk yang ingin menonton drama berkelas yang nggak berpusat soal cinta-cintaan. Dan IMO, kayaknya boleh juga ditonton sama yang nggak biasa nonton anime.
"Tutup mulut, terus nonton. Oke?" |
***
3 komentar
hemssss
Replysama-sama....
Replysama sama
Reply[Review Anime] Hibike! Euphonium
Join This Site Show Conversion CodeHide Conversion Code Show EmoticonHide Emoticon